Selasa, 12 Mei 2015

MAKALAH

PERKEMBANGAN, PERTUMBUHAN, DAN FASE PERKEMBANGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen pengampu :  Drs. Abdurrozaq Assowy, MMPD



Oleh:
Kelompok II
1.      Lutfiani Ulifatul Hidayah
2.      Ni’matul Lis Insyiroh
3.      Nur Likah
4.      Siti Afniatin





UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA 2014






KATA PENGANTAR

            Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis sedikit mengalami kesulitan dan rintangan. Namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dengan baik. Dengan demikian penulis lewat lembaran ini hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka. Teriring do’a agar segenap bantuannya dalam urusan penyelesaian makalah ini sehingga bernilai ibadah disisi Allah.
            Akhirnya, penyusun menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.amiiiiin ....


Penulis,
















DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL .................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................
B.     Rumusan Masalah ..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perkembangan ...........................................................................
B.     Proses Perkembangan ..................................................................................
C.     Hukum Perkembangan ...............................................................................
D.    Masa-Masa Perkembangan ........................................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA


















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kelompok pengetahuan psikologi terdiri atas psikologi umum, psikologi pendidikan, psikologi belajar, psikologi dalam, psikologi perkembangan, dan kesehatan mental. Psikologi perkembangan masih dapat dibagi-bagi lagi, misalnya psikologi anak, psikologi remaja, dan psikologi orang dewasa. Untuk maksud menyebut psikologi perkembangan ini, Alice Crow dan Robert M. Liebert menggunakan istilah genetic psychology, sementara kata genetic berasal dari genese yang artinya pertumbuhan. Sedangkan R.M. Liebert dalam bukunya Development Psychology, 1974, untuk menyebut psikologi perkembangan kadang-kadang menggunakan istilah psikologi anak atau psikologi genetik.
   Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke 20 ini kata perkembangan digunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dari biologi, pada masa berikutnya ada ahli yang menyebut pertumbuhan disamping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama.
   Dalam psikologi perkembangan yang dibahas adalah perkembangan rohani sejak manusia lahir sampai ia menjadi dewasa. Dalam perjalanan hidupnya menjadi dewasa, perkembangan rohani itu tidak lepas dari pengaruh keturunan dan pengaruh dunia lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan. Lester D. Crow dan Arthur T. Jersild telah mengemukakan tentang perkembangan rohani yang lebih dini, yaitu perkembangan sebelum lahir. Mereka menyebut masa itu dengan prenatal atau masa konsepsi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perkembangan itu?
2.      Sebutkan fase perkembangan menurut Jean Piaget!
3.      Sebutkan pembagian masa perkembangan menurut Comenius!




BAB II
PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN, PERTUMBUHAN, DAN FASE PERKEMBANGAN


A.    Pergertian perkembangan
Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Para ahli psikologi juga tertarik akan masalah seberapa jauhkah perkembangan manusia tadi dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat (Van Den Berg, 1986; Muchow, 1962). Mengenai hal ini akan sering kita jumpai kembali dalam pembahasan ini, namun perkembangan psikologi yang utama tertuju pada manusianya sebagai person. Masyarakat merupakan tempat berkembanganya person tadi.
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969). Dalam “pertumbuhan” ada sementara ahli psikologi yang tidak membedakan antara perkembangan dan pertumbuhan; bahkan ada yang lebih mengutamakan pertumbuhan. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa orang yang berkembang tadi bertambah kemampuannya dalam berbagai hal, lebih mengalami diferensiasi dan pada tingkat yang lebih tinggi, lebih mengalami integrasi. Dalam pembahasan ini, maka istilah pertumbuhan khusus dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni. Menurut banyak ahli psikologi dan para penulis sendiri, maka istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai  gejala psikologis yang muncul.
Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikis, misaalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan anak dapat tertawa, berjalan, berbicara, dan sebagainya. Mampu untuk berfungsi dalam suatu nivo yang lebih tinggi karena pengaruh pertumbuhan, disebut pemasakan. Misalnya sebelum pendidikan kebersihan dapat dimulai, maka urat daging pembuangan harus selesai pertumbuhannya, harus sudah masak dahulu. Meskipun dapat dikatakan mengenai belajar berjalan, namun harus ada pemasakan beberapa fungsi lebih dahulu, sebelum belajarnya tadi mungkin dilaksanakan.
Perkembanngan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan: apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Disamping itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari, misalnya apakah melalui memorisasi (menghafalkan) atau mengerti hubungan, ikut menentukan perkembangan (Knoers, 1985). Dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi atau struktur tingkah laku yang lebih tinggi. Pengertian lebih tinggi berarti bahwa tingkah laku tadi memiliki banyak diferensiasi, yaitu bahwa tingkah laku tersebut tidak hanya lebih luas, melainkan mengandung kemungkinan yang lebih banyak. Pengertian organisasi atau struktur berarti bahwa diantara tingkah laku tadi ada saling hubungan yang bersifat khas dan menunjukkan kekhususan seseorang pada suatu tingkat umur tertentu. Suatu definisi yang relevan dikemukakan oleh Monks sebagai berikut: “Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi aktual dan terwujud. Umur kalender disini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan merupakan suatu dimensi waktu untuk mengatur bahan-bahan (data) yang ada”.
B.     Proses perkembangan
Sebenar nya telah dikemukakan tentang pokok bahasan psikologi perkembangan ini, yaitu perkembangan rohani manusia yang dialami sejak ia lahir sampai menjadi dewasa. Dalam proses perkembangan rohani itu terjadi perubahan yang terus menerus, tetapi perkembangan itu tetap merupakan suatu kesatuan. Di antara masa-masa perkembangan itu adalah masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak sekolah, masa remaja (pubertas dan adolesen), dan masa dewasa. Suatu hal yang menggembirakan adalah sudah ada ahli psikologi yang mengemukakan masa sebelum lahir. Hal ini sangat bermanfaat walaupun pokok bahasannya masih terbatas pada bidang kesehatan dan pendidikan. Dengan memperhatikan perkembangan sebelum lahir, kiranya berguna untuk mengarahkan perkembangan pada masa bayi mendatang.
Dalam bidang kesehatan dikemukakan tentang perlunya meningkatkan gizi bagi claon ibu dan bayi yang sedang dikandungnya berupa penambahan vitamin-vitamin dan mineral dengan lebih dahulu berkonsultasi dengan bidan maupun dokter kandungan. Dengan tambahan vitamin dan mineral itu diharapkan agar lahirlah bayi yang sehat dan cerdas seperti jenis padi-padian yang berpredikat “bibit unggul”.
Dalam bidang pendidikan disarankan untuk menciptakan kondisi rumah tangga yang rukun dan damai. Keadaan itu dapat dicapai, misalnya, dengan pengendalian diri. Janganlah berbuat jahat terhadap sesama manusia maupun makhluk lain karena tingkah laku orang tua suka di kait-kaitkan dengan pertumbuhan bayi yang sedang dikandungnya.
Prof. Arthur T. Jersild dalam bukunya, child psychology,1962, mengemukakan tentang masa mengandung dan masa kelahiran.

a.       Masa mengandung
Sel-sel sperma di buat di pria. Pembuatannya dimulai ketika anak laki-laki memasuki masa pubertas. Ketika bersenggama, sperma di lepas dari pihak pria ke pihak wanita. Begitu sperma berhasil masuk, kemudian berenang ke pusat telur yang di masukinya, selanjutnya bercampur membentuk sebuah sel  yang disebut zigot.  Kira-kira 30 jam sesudah pembuahan, zigot itu membelah diri menjadi dua dan 20 jam kemudian membelah diri menjadi empat. Kelompok sel-sel kecil ini bergerak di sepanjang saluran telur ke rahim dan melekat pada dinding rahim. Sel-sel  meneruskan pembelahan dirinya;  sebagian sel itu berkembang menjadi tali pusat. Tali pusat ini dihubungkan dengan placenta, organ kahusus yang memberi janin zat-zat makanan dan oksigen dari aliran darah ibu. Pada minggu ke 12 setelah kehamilan, janin terus berkembang menjadi bayi yang panjangnya kurang lebih 7 cm dan sudah memiliki semua bagian utama seorang bayi. Sekitar bulan ke 6 biasanya bayi membalikkan kepalanya ke bawah dan akhir bulan yang ke 9 bayi itu sudah siap dilahirkan.
Kita tidak dapat memungkiri adanya kenyataan bahwa masa mengandung menghadapi berbagai masalah yang bersifat khusus yang erat kaitannya dengan keseluruhan  cara hidup wanita. Bila masa mengandung terdapat pula kesukaran yang bersifat khusus, seperti kondisi keuangan memadai, kewajiban rumah tangga yang cukup berat, kekalutan keluarga menghadapi kenyataan yang ada, maka peristiwa kehamilan itu merupakan suatu pengalaman yang sangat menegangakan dan mendebarkan hati.
Dalam berbagai lingkungan kebudayaan masih terdapat kepercayaan terhadap tahayul yang suka dihubung-hubungkan dengan masa mengandung. Sudah jelas bahwa tahayul merupakan kepercayaan yang tidak ada dasarnya, tetapi tidak dapat kita sangsikan kebenarannya, seperti memperlihatkan keinginan yang aneh-aneh dan meminta hal-hal yang kurang masuk akal. Untuk mengatasinya biasanya orang tua suka menasehatkan agar calon ibu dan ayah lebih waspada akan tindak tanduknya, misalnya jangan berbuat jahat walaupun terhadap makhluk lain karena kegemaran menyiksa binatang selalu dihubung-hubungkan dengan kelahiran bayi yang cacat.
b.      Masa kelahiran
Kelahiran bisa diartikan sebagai kehadiran bayi dikalangan keluarga. Sebelum itu ia berada dikandungan ibu, berwujud tidak lebih dari sebuah sel tunggal, kemudian mengalami perubahan kehidupan ke dunia yang fana. Umumnya ada persiapan yang perlu dilakukan untuk menyambut kelahiran, di antaranya menyediakan alat bantu yang mungkin diperlukan jika terjadi gangguan pernafasan, karena paru-paru harus mulai bekerja untuk memberi oksigen kepada darahnya, mengatur temperatur tubuh setelah lahir agar tidak jauh berbeda dengan keadaannya dalam kandungan. Perlu juga dicatat ciri-ciri bayi seperti berat, panjang, dan bentuk rambuutnya.
Bayi yang baru lahir merupakan makhluk kecil yang tidak berdaya, kelangsungan hidupnya bergantung pada belas kasihan dari orang lain. Untuk kelangsungan hidupnya itu alam membekali dengan dua kepandaian yang disebut insting, yaitu insting mengisap dan insting menangis. Selama 24 jam setelah dilahirkan, ia belum membutuhkan makanan. Tubuh memperoleh tenaga dari makanan, tetapi harus di bakar dahulu agar menghasilkan tenaga. Apabila bayi itu cukup sehat, beberapa jam setelah di lahirkan seolah-olah ia siap menerima makanan yang akan diberikan kepadanya. Bibirnya tampak bergerak-gerak untuk mengisap. Kepandaian itu di perolehnay dari alam. Insting adalah kemampuan bertindak cepat, tanpa dipelajari, dibekali oleh alam.
Lester de Crow dalam bukunya human development and learning, 1956, mengemukakan adanya tiga proses dalam perkembangan, yaitu childhood, maturity, dan adulthood. Yang di maksud dengan childhood adalah masa-masa yang mencakup masa kandungan, masa kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak, dan masa anak sekolah. Maturity adalah suatu proses perkembangan ketika seseorang mengalami kematangan sebelum ia memasuki masa kedewasaannya. Kematangan fungsi jasmaniah akan mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi kejiwaan. Dalam ajaran islam dikenal masa akil baligh, yaitu batas usia dari masa anak ke masa dewasa. Manusia yang sudah berada dalam masa akil baligh sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang halal dan yang haram, dan mereka dibebani tanggung jawab atas perubahan yang mereka lakukannya. Status keyatiman seseorang akan berakhir apabila ia telah memasuki usia baligh. Untuk mengetahui anak sudah usia baligh dapat diamati dengan tanda-tanda berikut:
-          Anak laki-laki mengeluarkan sperma, terutama dalam keadaan ia sedang bermimpi. Anak perempuan mengalami menstruasi.
-          Berumur 15 tahun.
Walaupun ada terdapat perbedaan pendapat, tanda baligh dapat dilihat dari segi umur. Sebagian kaum ulama berpendapat, anak dianggap dewasa apabila ia memasuki umur 15 tahun.
Adulthood adalah masa memasuki kedewasaan. Karena masa itu mencakup waktu yang lama sekali maka dapat dibagi menjadi 3 yaitu masa awal kedewasaan, masa pertengahan kedewasaan, dan masa akhir kedewasaan atau usia lanjut. Ketika memasuki usia dua puluhan, kondisi tubuh mencapai pertumbuhan yang sempurna dimana otot-otot berada pada puncak kekuatannya, demikian pula kemampuan otak melebihi kepandaian dari orang yang lebih tua. Lewat masa muda kemudian tubuh semakin menua. Penuaan adalah suatu proses menjadi tidak berguna, lapisan tulang rawan menjadi keras dan rusak, otot mulai mengendur, tubuh menjadi kurang bisa menyesuaikan diri, lebih cepat merasa letih, reaksinya lebih lamban, dan daya tahan terhadap penyakit semakin merosot.
C.    Hukum perkembangan
Perkembangan merupakan perubahan yang terus menerus dialami, tetapi ia tetap menjadi kesatuan. Perkembangan berlangsung dengan perlahan-lahan melalui masa demi masa. Kadang-kadang seseorang mengalami masa krisis pada m asa kanak-kanak dan masa pubertas. Menurut hasil penelitian ahli ternyata perkembangan jasmani dan rohani berlangsung menurut hukum-hukum perkembangan tertentu. Hukum-hukum perkembangan itu dari:

1.      Hukum konvergensi
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat lama itu sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori Schopenhauer yang berpendapat bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaannya. Sejak anak lahir ia membawa bakat, kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan tertentu. Pembawaan itu akan berkembang sendiri; dalam hal ini pendidikan tidak mampu mengubahnya. Aliran dalam pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut aliran yang psimis.
Paham nativisme tidak lama menguasai dunia pendidikan, sebab pada abad ke 19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Locke. Ia memperkenalkan teori tabularasa yang mengatakan bahwa “child born like a sheet of white paper a void of all characters”. Ketika anak lahir ia diumpamakan sebagai kertas buram yang putih, belum ditulisi atau digoresi dengan bakat apapun. Jiwanya masih bersih dari pengaruh keturunan sehingga pendidik dapat membentuknya menurut kehendaknya. Aliran dalam pendidikan ytang menganut paham empirisme ini disebut aliran yang optimis.
William Stern menggabungkan dua pendapat di atas ke dalam hukum konvergensi yang menagtakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur lingkungan dan pembawaan. Kedua pengaruh itu dimisalkan sebagai dua garis yang bertemu (bergabung) pada satu tempat, kemudian menjadi satu garis yang kuat.
2.      Hukum tempo
Kaum ibu suka membanding-bandingkan perkembangan anaknya dengan perkembangaan anak yang lain. Dari hasil percakapan antara dua orang ibu tentang perkembangan anak mereka masing-masing ternyata bahwa setiap perkembangan yang dialami berlangsung menuurut tempo (kecepatan) masing-masing. Mereka mengatakan, dalam hal ini pengaruh pendidikan kecil sekali dan hanya berlaku untuk sementara waktu. Bila diperhatikan ternyata anak yang satu lebih lekas maju pada satu tugas perkembangan dari yang dialami anak yang lain. Anak laki-laki lebih lekas merangkak, misalnya, sedangkan anak perempuan lebih pandai berbicara. Kadang-kadang anak pertama lebih cepat tumbuh besar, sedangkan anak kedua lebih lambat pertumbuhannya. Hal ini disebabkan tiap-tiap anak mempunyai sendiri tempo perkembangan.
3.      Hukum masa peka
Tiap-tiap fungsi jiwa mempunyai waktunya untuk berkembang dengan sebaik-baiknya. Prof. Hugo de Vries memperkenalkan masa peka ini ke dalam ilmu biologi. Prof. Hugo meneliti seekor lebah betina (lebah ratu) yang sedang mengalami masa peka. Masa peka ialah suatu masa ketika fungsi jiwa menonjolkan diri ke luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Apabila saat sang ratu peka, kemudia ia mendapatkan zat-zat (makanan) tertentu ia akan berkembang biak dengan cepat.
Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Dr. Maria Montessori. Menurut M. Montessori (pendidik wanita bangsa Italia), masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3 sampai 5 tahun adalah masa ynag baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu danbahasa di daerahnya.
4.      Hukum rekapitulasi
Hackel, seorang ahli biologi, memperkenalkan hukum biogenetis. Dalam hukum ini dikatakan “Ontogenese adalah rekapitulasi dari phylogenese”. Ontogenese adalah perkembangan individual. Phulogenese adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Rekapitulasi berasal dari kata rekap. Hukum biogenetis yang berasal dari Hackel itu oleh Stanley Hall dinamakan teori rekapitulasi. Teori rekapitulasi mengatakan bahwa perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan (secara cepat) sejarah kehidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambat secara berabad-abad.
Jika pengertian rekapitulasi ini dialihkan (di transfer) ke psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat manusia. Walaupun masih ada orang yang berpendapat lain, namun sebagian besar diantara mereka itu mengakui adanya persamaan dengan kehidupan kebudayaan mulai dari bangsa-bangsa primitif sampai kepada kehidupan kebudayaan bangsa yang ada dewasa ini. Mereka membagi-bagi kehidupan anak sebagai berikut:
-          Masa memburu dan melamun
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya misalnya, anak senang mengkap-nangkap dalam permainan, memanah dan menembaki binatang,. Tanda-tanda pada anak lain misalnya, senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan, dan panah-panahan.
-          Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya, misalnya, senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, dan sebagainya.
-          Masa bercocok tanam
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya, misalnya, senang berkebun, menyiram bunga.
-          Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya misalnya, senang bertukar perangko dengan temannya, berkiriman foto dengan sesama sahabat, dan lain sebagainya.
5.      Hukum bertahan dan mengembangkan diri
Dalam kehidupan  timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahnkan diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri.
     Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya, pada dorongan makan dan menjaga keselamatan diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus, sakit dalam bentuk menangis. Ia mempertahnkan dirinya dengan cara menangis. Jika ibu-ibu mendengar anaknya menangis, tangisnya itu dianggap sebagai dorongan mempertahankan diri.
     Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri itu berbentuk hasrat ingin mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan sebagainya. Dikalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dapat dianggap sebagai dorongan mengembangkan diri.
6.      Hukum irama (ritme) perkembangan
Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk perkembangan setiap orang. Baik perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urut-urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang-gelombanng besar dan kecil yang silih berganti.
Irama perkembangan mengemukakan pola perkembangan yang dialami seorang anak. Anak itu memusatkan perhatiannya dengan satu tugas perkembangan tertentu agar ia dapat tidur dengan tena\ng dan tidak sakit. Tempo perkembangan membandingkan perkembangan dua orang anak. Mereka berkembang dengan temponya masing-masing; misalnya anak laki-laki cepat pandai berjalan, anak perempuan cepat pandai berbicara.

D.    Masa-masa perkembangan
Pembagian perkembangan ke dalam masa-masa perkembangan hanyalah untuk memudahkan bagi kita mempelajari dan memahami jiwa anak-anak. Walaupun perkembangan itu dibagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan, namun merupakan kesatuan yang hanya dapat dipahami dalam hubungan keseluuruhannya. Setiap peristiwa pertumbuhan atau perkembangan selalu didukung oleh faktor-faktor dalam serta dipengaruhi oleh faktor-faktor luar, yang dalam hal ini berlaku hukum konvergensi. Para ahli psikologi membagi-bagi masa perkembangan itu menurut pendapat yang berbeda-beda dengan mempergunakan dasar-dasar pemikiran yang berlainan.

1.      Pembagian Aristoteles
Aristoteles (384-322 sebelum masehi) adalah seorang dari tiga ahli filsafat dan pendidik kenamaan bangsa Yunani pada zamannya. Menurut Aristoteles ada tiga masa perkembangan, yaitu:
a.       Periode anak kecil (kleuter), usia sampai 7 tahun
b.      Periode anak sekolah, usia 7 sampai 14 tahun
c.       Periode pubertas (remaja), usia 14 sampai 21 tahun
Peralihan antara masa pertama dengan masa kedua ditandai dengan pergantian gigi. Peralihan masa kedua dengan masa ketiga ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu menjelang masa remaja. Pembagian masa perkembangan menurut pola Aristoteles itu masih dijadikan bahan pemikiran sampai sekarang dengan alasan-alasan yang berlainan.
2.      Pembagian Comenius
Johan Amos Comenius dilahirkan di Moravia tahun 1592, meninggal pada tahun 1671. Comenius sangat memperhatikan sifat-sifat khas pada anak-anak. Dalam bukunya Didactica Magna ia mengemukakan tentang masa-masa perkembangan yang ditetapkan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak itu sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya sebagai berikut:
a.       Masa sekolah ibu, sampai usia 6 tahun
b.      Masa sekolah bahasa ibu, usia 6 sampai 12 tahun
c.       Masa sekolah bahasa latin, usia 12 sampai 18 tahun
d.      Masa sekolah tinggi, usia 18 sampai 24 tahun
Ternyata pembagian sekolah menurut Comenius itu sangat mempengaruhi jenjang pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia.
3.      Pembagian Ch. Buhler
Charlotte Buhler, seorang ahli psikologi, dalam bukunya Practische Kinder Psychologie, 1949, mengemukakan masa perkembangan anak dan pemuda sebagai berikut:
a.       Masa pertama, usia sampai 1 tahun
Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai macam gerakan. Pada waktu lahirnya ia mangalami dunia tersendiri yang tak ada hubungannya dengan lingkungannya. Perangsang-perangsang luar hanya sebagian kecil yang dapat disambutnya, sebagian besar lainnya masih di tolaknya. Pada masa ini terdapat dua peristiwa yang penting, yaitu belajar dan berbicara.
b.      Masa kedua, usia 2 sanpai 4 tahun
Keadaan dunia luar masih dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa, dan pertumbuhan kemauannya. Dunia luar dilihat dan dinilainya menurut keadaan dan sifat batinnya. Semua binatang dan benda mati disamakan dengan dirinya. Bila ia berusia 3 tahun ia akan mengalami krisis pertama (trotzalter I).
c.       Masa ketiga, usia 5 sampai 8 tahun
Keinginan bermain berkembang menjadi semangat bekerja. Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi. Demikian pula rasa sosialnya semakin tinggi. Pandangan terhadap dunia sekelilingnya ditinjau dan diterima secara objektif.
d.      Masa keempat, usia 9 sampai 13 tahun
Keingina maju dan memahami kenyataan mencapai puncaknya. Pertumbuhan jasmani sangat subur pada usia 10 sampai 12 tahun. Kejiwaannya tampak tenang, seakan-akan ia siap untuk menghadapi perubahan yang akan datang. Ketika anak perempuan berusia 12 sampai 13 tahun, anak laki-laki berusia 13 sampai 14 tahun, mereka mengalami masa krisis dalam proses perkembangannya. Pada masa ini mulai timbul masa krisis terhadap diri sendiri, kesadaran akan kemauan, penuh pertimbanngan, mengutamakan tenaga sendiri, disertai berbagai pertentangan yang timbul dengan dunia lingkungan, dan sebagainya.
e.       Masa kelima, usia 14 sampai 19 tahun
Pada awal masa pubertas anak kelihatan lebih subjektif. Kemampuan dan kesadaran dirinya terus meningkat. Hal ini mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah lakunya. Anak dimasa pubernya selalu merasa gelisah karena mereka sedang mengalami sturm und drang (ingin berontak, gemar mengeritik, suka menentang, dan sebagainya). Pada akhir masa pubertas, yaitu sekitar usia 17 tahun, anak mulai mencapai perpaduan (sintesis), keseimbangan antara dirinya sendiri dengan pengaruh dunia lingkungan. Mereka membentuk pribadi, menerima norma-norma budaya dan kehidupan. Bila kelihatan gejala-gejala seperti di atas itu, menurut Kohnstamm, merupakan pertanda bahwa remaja itu mulai memasuki masa matang.
4.      Pembagian Kohnstamm
Prof. Kohnstamm dalam bukunya Pribadi dalam Perkembangan membagi-bagi masa perkembangan di lihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia seperti pembagian di bawah ini:
a.       Masa vital (penyusu), sampai usia satu setengah tahun
b.      Masa anak kecil (estesis), usia satu setengah sampai 7 tahun
c.       Masa anak sekolah (intelektual), usia 7 sampai 14 tahun
d.      Masa remaja, usia 14 sampai 21 tahun
e.       Masa dewasa (matang), usia 21 tahun ke atas
Pembagian masa perkembangan berdasarkan pandangan Kohnstamm di atas hampir sama dengan pembagian yanng diutarakan Langeveld, barang kali disebabkan kedua ilmuwan itu berasal dari bangsa dan tanah air yang sama. Menurut Langeveld, masa bayi usia sampai 2 tahun, masa kanak-kanak 2 sampai 6 tahun, masa anak sekolah 6 sampai 12 tahun, masa remaja 12 sampai 19/21 tahun, masa dewasa 21 tahun ke atas. Pandangan yang berasal dari ke dua tokoh di atas sangat  mempengaruhi jalan pemikiran dalam penulisan ini.
5.      Pembagian Oswald Kroh
Oswald Kroh mendasarkan pembagian masa perkembangan pada krisis-krisis yang dialami dalam proses perkembangan. Oswald tidak menggunakan istilah-istilah pubertas, ia menggunakan Trotz periode seperti pembagian di bawah ini:
a.       Trotz periode pertama
Anak mengalami periode krisis yang pertama ketika ia berusia 3 tahun. Oswald menyebutkan masa menentang.
b.      Trotz periode kedua
Anak mengalami masa krisis kedua ketika ia berusia 12 sampai 14 tahun. Oswald menyebutnya masa keserasian.
c.       Trotz periode ketiga
Lebih tepat disebut masa kematangan daripada masa krisis. Anak mengalami masa ini pada akhir masa remajanya.
                 Trotzalter berasal dari kata trozt dan alter, menurut arti katanya disebut masa krisis. Untuk masa krisis pertama Ch. Buhler menyebutnya “raja kecil”, orang lain menyebutnya egosentris. Dikatakan raja kecil karena anak yang masih kecil itu suka benar memerintah dirumahnya. Dikatakan egosentris (ego dan centrum) karena “aku”nya sangat menonjol. Dalam sikap dan tingkah lakunya ia cenderung lebih mementingkan diri sendiri. Gejala-gejalanya berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Bila sebelumnya ia termasuk anak yang penurut, sekarang sikapnya berubah menjadi tidak mau makan, tidak mau tidur, tidak mau mandi pada waktu yang sebenarnya sudah menjadi kebiasaannya sejak ia masih kecil. Tujuan yang terkandung dalam perubahan sikap itu ialah keinginan memperoleh kebebasan.
6.      Pembagian Jean Piaget
Piaget pernah melakukan penelitian mengenai fase-fase perkembangan dikaitkan dengan terjadinya perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar. Piaget membagi perkembangan menjadi 4 fase sebagai berikut:
a.       Fase sensori motorik
Aktifitas kognitif didasarkan pengalaman langsung panca indera. Aktifitas belum menggunakan bahasa. Pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini.
b.      Fase pra operasional
Anak tidak terikat lagi pada lingkungan sensori. Kesanggupan menyimpan tanggapan bertambah besar. Anak suka meniru orang lain dan mampu menerima khayalan dan suka bercerita tentang hal-hal yang fantastis dan sebagainya.
c.       Fase operasi konkret
Pada fase ini cara berfikir anak mulai logis. Bentuk aktifitas dapat ditentukan dengan peraturan yang berlaku. Anak masih berfikir harfiah sesuai dengan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
d.      Fase operasi formal
Dalam fase ini anak telah mampu mengembangkan pola-pola berfikir formal, telah mampu berfikir logis, rasional, dan bahkan abstrak. Telah mampu  menangkap arti simbolis, kiasan dan menyimpulkan suatu berita, dan sebagainya.






















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Pengertian perkembangan menunjuk suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Menurut Jean Piaget, perkembangan dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
a.       Fase sensori motorik
Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera.
b.      Fase pra operasional
Anak tidak terikat lagi pada lingkungan sensori.
c.       Fase operasi konkret
Cara berfikir anak mulai logis.
d.      Fase operasi formal
Anak telah mampu mengembangkan pola-pola berfikir formal, tidak mampu berfikir logis, rasional, dan bahkan abstrak.
Masa perkembangan menurut pembagian Comenius adalah:
a.       Masa sekolah ibu, sampai usia 6 tahun
b.      Masa sekolah bahasa ibu, usia 6 sampai 12 tahun
c.       Masa sekolah bahasa Latin, usia 12 sampai 18 tahun
d.      Masa sekolah tinggi, usia 18 sampai 24 tahun











DAFTAR PUSTAKA

Adams,J.F. (ed.), Understanding Adolescence Current Developments in Adolescent Psychology. Boston: Allyn & Bacon, 1976.
Amelang, M. & Bartussek, D. Diferentielle psychologie und Personlichkeitsforschung. Stuttgart: Kohlhammer, 1990.
Burton, W.H., The Guidance of Learning Activities, Bandung, Keluarga Mahasiswa Bapemsi, diikhtisarkan oleh S. Nasution.
Djaka, Ilmu Djiwa Anak-anak. Jakarta, Penerbit Mutiara, 1953.
Jersild, Arthur T., Psikologi Anak, Bandung, Penerbit Tarate, diterjemahkan oleh Conny Semiawan, 1962




0 komentar:

Posting Komentar

Advertise

BTemplates.com

BTemplates.com

Subscribe & Follow

Popular Posts