MAKALAH
KONSEP PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP DAN FUNGSI SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA SOSIAL
Di Susun untuk Memenuhi
Tugas Kelompok Mata Kuliah ILMU PENDIDIKAN
Di Ampu Oleh:
H.M.Zainuri. S.Ag, M.Pd
Oleh
Kelompok IV
1. Lutfiani Ulifatul Hidayah
2. Ni’matul Lis Insyiroh
3. Nur Likah
4. Siti Afniatin
UNIVERSITAS ISLAM
NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA 2014
KATA PENGANTAR
Dengan
Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, penulis memenjatkan puji
syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayahNya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga, dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis sedikit mengalami kesulitan dan rintangan.
Namun berkat yang diberikan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan tersebut
dapat teratasi dengan baik. Dengan demikian, lewat lembaran ini penulis hendak
menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka, teriring do’a dan segala
bantuannya, sehingga bernilai ibadah disisi Allah.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari
segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Amiiinnnn ..........
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
............................................................................
KATA PENGANTAR
.........................................................................
DAFTAR ISI
.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah .............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Orientasi umum: karakteristik dan
faktor-faktor yang mendorong perlunya
pendidikan seumur hidup ...........................................................
B. Kerangka kerja teoritis PSH
.......................................................
C. Kerangka kerja operasional PSH
................................................
D. Implikasi konsep PSH bagi pendidikan
sekolah .........................
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
seumur hidup tidak di artikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi
pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan
(pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).
Pendidikan seumur hidup
mencakup pola-pola pendidikan formal maupun non formal, baik kegiatan belajar
terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.
Masyarakat juga
memainkan suatu peranan yang penting dalam sistem pendidikan seumur hidup.
Mulai sejak anak mulai berinteraksi dengan masyarakat, dan terus berlanjut
fungsi edukatifnya dalam keseluruhan hidup, baik dalam bidang profesional
maupun umum.
Lembaga-lembaga
pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat-pusat latihan tertentu
mempunyai peranan penting, tetapi semua itu hanya sebagai salah satu bentuk
lembaga pendidikan seumur hidup.
Pendidikan seumur hidup
ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar,
alat-alat, dan tehnik-tehnik belajar, serta waktu belajar.
Pendidikan sekolah
merupakan sekelompok paket belajar ataupun program belajar yang menyediakan
jalur belajar dan pengalaman belajar, yang memungkinkan siswa dapat menggunakan
hasil belajarnya untuk belajar sendiri atau self-learning dan membina
dirinya sendiri atau self-direction.
Tujuan pendidikan
sekolah tidak hanya menguasai bahan pelajaran, tetapi dapat menggunakan apa
yang telah dipelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri kapanpun
dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai tugas PSH mencapia kualitas hidup
pribadi, sosial, dan profesional seoptimal mungkin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dialami setiap individu manusia
dalam seumur hidupnya?
2. Sebutkan komponen-komponen sistem PHS!
3.
Sebutkan
tujuan pendidikan sekolah!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ORIENTASI
UMUM: KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERLUNYA PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP
1. Batasan
Pendidikan
seumur hidup (PHS) adalah sebuah sistem konsep-konsep
pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
2. Karakteristik
a. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan
merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan makna pendidikan
seumur hidup.
b. Pendidikan tidaklah selesai setelah
berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung
sepanjang hidup.
c. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan
sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan
memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
sebagainya).
d. Pendidikan seumur hidup mencakup
pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan non formal, baik
kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.
e. Rumah memainkan peran pertama, peranan
yang peling halus dan sangat penting dalam memulai proses belajar seumur hidup.
f. Masyarakat juga memainkan suatu peranan
yang penting dalam sistem pendidikan seumur hidup. Mulai sejak anak
berinteraksi dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam
keseluruhan hidup, baik dalam bidang profesional maupun umum.
g. Lembaga-lembaga pendidikan seperti
sekolah, universitas, dan pusat-pusat latihan tentu mempunyai peranan penting,
tetapi semuanya itu hanya sebagai salag satu bentuk lembaga pendidikan seumur
hidup.
h. Pendidikan seumur hidup menghendaki
keberlajutan dan kebersambungannya dimensi-dimensi vertikal atau longitudinal
dari pendidikan.
i.
Pendidikan
seumur hidup juga menghendaki keterpaduan dimensi-dimensi herisontal dan
kedalaman dari pendidikan pada setiap tahap hidup.
j.
Bertentangan
dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah
bersifat universal.
k. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh
adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat dan
teknik-teknik belajar, serta waktu belajar.
l.
Pendidikan
seumur hidup adalah sebuah pendidikan yang dinamis tentang pendidikan yang
membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media belajar karena dan apabila
perkembangan-perkembangan baru terjadi.
m. Pendidikan seumur hidup membolehkan
adanya pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif dalam memperoleh pendidikan.
n. Pendidikan seumur hidup mempunyai dua
macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan pendidikan profesional.
Komponen tersebut tidaklah terpisah sama sekali antara yang satu dengan yang
lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif.
o. Pendidikan seumur mengandung
fungsi-fungsi adaptif dan inovatif dari individu dan masyarakat.
p. Pendidikan seumur hidup mengandung
fungsi perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang ada.
q. Tujuan akhir pendidikan seumur hidup
adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup.
r.
Ada
tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu kesempatan, motivasi,
dan edukabilitas.
s. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah
prinsip pengorganisasian semua pendidikan.
t.
Pada
tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem
keseluruhan dari semua pendidikan.
3. Perlunya PSH
a. Keterbatasan Kemampuan Pendidikan
Sekolah
Pendidikan sekolah
ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam:
1) Banyak lulusan yang tidak dapat diserap
dalam dunia kerja, yang antara lain karena mutunya yang rendah.
2) Daya serap rata-rata lulusan sekolah
yang masih rendah, karena pelajar tidak dapat belajar optimal.
3) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak
efisien sehingga terjadi penghamburan pendidikan (educational wastage), yang
terlihat dari adanya putus sekolah (drop-out) dan siswa yang mengulang (repeaters).
Pendidikan sekolah
perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.
b. Perubahan Masyarakat dan Peranan-peranan
Sekolah
Globalisasi dan
pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat, dan
dengan demikian perubahan-perubahan peranan-peranan sosial. Pendidikan dituntut
untuk dapat membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan
sosial sepanjang hidupnya.
c. Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum
Optimal
Salah satu masalah
pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung pelaksanaan
pendidikan. Hal yang perlu dilakukan adalah:
1) Penghematan dan optimalisasi dalam
penggunaan sumber yang telah tersedia bagi pendidikan.
2) Perlu digali sumber-sumber baru yang
masih terpendam dalam masyarakat , yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancar
dan meningkatkan proses pendidikan.
Pendayagunaan sumber
secara menyeluruh untuk pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat
lintas sektor, sehingga perlu penyelenggaraan pendidikan yang meluas.
d. Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah
yang Pesat
Dalam zaman modern,
Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan manfaat
kepada masyarakat, sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam
penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.
B. KERANGKA KERJA TEORITIS PSH
1. Orientasi Umum
Secara teoritis PSH
terdiri atas tiga aspek, yaitu:
a.
Hidup.
b.
Seumur
hidup.
c.
Pendidikan.
2. Hidup
Ada tiga komponen yang
saling berhubungan, yang terdiri atas:
a. Individu
sebagai anggota masyarakat dengan mempunyai karakterisrik tertentu.
b. Masyarakat,
yang merupakan lingkungan hidup sosial, yang bentuknya dapat berupa
kelompok-kelompok psikologis dan organisasi sosial.
c. Lingkungan fisik
atau lingkungan alam tempat hidup (habitat) manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat.
3. Seumur Hidup
Dalam seumur hidupnya,
setiap individu manusia mengalami:
a.
Perkembangan
kepribadian
Setiap individu manusia
dalam pengalaman hidupnya mengalami perkembangan kepribadian, yang mencakup
perkembangan: fisik, mental, sosial, dan emosional.
b.
Tahap-tahap
Perkembangan
Setiap individu dalam
perjalanan hidupnya, sejak lahir sampai mati mengalami tahap-tahap
perkembangan: masa balita, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa
dewasa, dan masa tua.
c.
Peranan-peranan
Umum dan Unik
Setiap individu
melaksanakan peranan-peranan umum sebagai manusia, dan peranan-peranan unik
dalam menjalankan tugas-tugas khusus, misalnya sebagai guru, dokter, pengacara,
pedagang, dan sebagainya.
4. Pendidikan
Pendidikan sebagai
usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui
hidup, mencakup tiga komponen, yaitu:
a. Landasan-landasan Pendidikan,
yaitu konsep-konsep sosiologis, ekonomik, politik, demografis, ekologis,
filosofis, biologis, psikologis, dan cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi
dasar pelaksanaan atau praktek pendidikan.
b. Cara-cara Komunikasi,
verbal non verbal, dengan atau tanpa alat-alat bantu belajar mengajar, yang
digunakan dalam praktek pendidikan di sekolah atau di luar sekolah.
c. Isi Pendidikan,
yang berupa pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, dan nilai-nilai yang menjadi
bahan ajar dalam pendidikan. Bahan-bahan ajar dalam pendidikan dapat berupa:
1)
Stok
Budaya, yang berupa ilmu, seni, dan cita-cita
manusia.
2)
Perkembangan
pengetahuan baru dan yang usang.
C. KERANGKA KERJA OPERASIONAL PSH
1. Sebuah Sistem PSH
Komponen-komponen
sistem PSH:
a. Tujuan-tujuan PSH
Semua tujuan yang ingin
dicapai dalam PSH, baik tujuan akhir/umum maupun tujuan-tujuan khususnya.
b. Asumsi-asumsi PSH
Konsep-konsep yang
menjadi dasar pijakan penyelenggaraan PSH atau karakteristik PSH.
c. Prinsip-prinsip Pengembangan Sistem PSH
Konsep-konsep yang
menjadi dasar pijakan untuk pengembangan sistem PSH.
d. Bentuk-bentuk Belajar
1) Pendidikan umum, baik yang diselenggarakan
dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.
2) Pendidikan profesional, baik yang
diselenggarakan dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.
2. Sistem Belajar di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat
Sistem belajar ini
mencakup dua komponen, yaitu:
a. Manajemen Pendidikan
1) Perencanaan.
2) Organisasi.
3) Administrasi.
4) Keuangan.
5) Pemasukan tenaga.
6) Sistem struktur bahan ajar (kurikulum).
7) Sistem evaluasi.
8) Riset.
b. Teknologi Pendidikan
1) Tujuan pengajaran.
2) Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
kurikulum.
3) Strategi dan proses belajar.
a) Belajar awal.
b) Belajar bersama.
c) Belajar sendiri.
4) Media dan bahan ajar.
5) Bimbingan.
6) Evaluasi belajar.
a) Evaluasi internal.
b) Evaluasi eksternal.
c) Evaluasi sendiri.
D. IMPLIKASI KONSEP PSH BAGI PENDIDIKAN
SEKOLAH
1. Fungsi dan Tujuan Sekolah
a. Pendidikan sekolah ialah salah satu
tangga dari keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup.
b. Pendidikan sekolah ialah pendidikan
untuk mengembangkan semua aspek kepribadian, baik kognitif dan afektif maupun
ketrampilan.
c. Pendidikan sekolah merupakan suatu
sistem terbuka.
d. Pendidikan sekolah merupakan sekelompok
paket belajar atau program belajar yang menyediakan jalur belajar dan
pengalaman belajar, yang memungkinkan siswa dapat menggunakan hasil belajarnya
untuk belajar sendiri atau self learning, dan membina dirinya sendiri
atau self direction.
e. Tujuan pendidikan sekolah tidak hanya
menguasai bahan pelajaran, tetapi dapat menggunakan apa yang telah dipelajari
itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri kapanpun dan dimanapun juga,
dalam rangka mencapai tujuan PSH mencapai kualitas hidup pribadi, sosial, dan
profesional seoptimal mungkin. Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar
siswanya:
1) Menyadari perlunya belajar seumur hidup
dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya dalam masyarakat.
2) Meningkatkan kemampuan belajar atau educability.
3) Memperluas daerah belajar.
4) Memadukan pengalaman belajar disekolah
dengan pengalaman belajar di luar sekolah.
2. Program Pendidikan Sekolah
a.
Kegiatan
pendidikan hendaknya terdiri atas kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
b.
Kegiatan
sekolah hendaknya campuran antara studi dan bekerja.
c.
Kegiatan
sekolah hendaknya utamakan kegiatan belajar sendiri dan membina diri sendiri.
d.
Proses
pendidikan atau kegiatan belajar mengajar hendaknya tidak hanya mengetahui satu
jalur pengalaman belajar, tetapi lebih merupakan gabungan dari berbagai
pengalaman belajar dan bervariasi. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1)
Menggunakan
berbagai sumber belajar (learning resources).
2)
Guru
memposisikan diri sebagai contoh, fasilitator dan motivator.
3)
Menggunakan
berbagai alat bantu mengajar (learning aids).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
seumur hidupnya, setiap individu manusia mengalami:
a. Perkembangan kepribadian
Yang mencakup
perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional.
b. Tahap-tahap perkembangan
Sejak lahir sampai mati
mengalami tahap-tahap perkembangan: masa balita, masa kanak-kanak, masa anak,
masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.
c. Peranan-peranan umum dan unik
Peranan-peranan unik dalam
menjalankan tugas-tugas khusus.
Komponen-komponen
sistem PSH:
a. Tujuan-tujuan PSH
Semua tujuan yang ingin
dicapai dalam PSH, baik tujuan akhir/umum maupun tujuan-tujuan khususnya.
b. Asumsi-asumsi PSH
Konsep-konsep yang
menjadi dasar pijakan penyelenggaraan PSH atau karakteristik PSH.
c. Prinsip-prinsip pengembangan sistem PSH
Konsep-konsep yang
menjadi dasar pijakan untuk mengembangkan sistem PSH.
d. Bentuk-bentuk belajar
-
Pendidikan
umum
-
Pendidikan
profesional
Tujuan pendidikan
sekolah:
a. Menyadari perlunya belajar seumur hidup
dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya dalam masyarakat.
b. Meningkatkan kemampuan belajar.
c. Memperluas daerah belajar.
d. Memadukan pengalaman belajar di sekolah
dengan pengalaman belajar di luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Aurora, Kamla, Differences
Between Effective and Ineffective Teachers, S. Chand & Company Ltd.,
New York, 1978.
Basak, Tatang, Rangkuman Sari
Perkuliahan Ilmu Negara, PD Grafika Unit II, Bandung, 1967.
Foure, Edgar, et. Al, Belajar
Hidup,Pendidikan Hari Ini dan Hari Esok, (terjemahan), Penerbit Bhratara
Karya Aksara, Jakarta, 1980.
Titus, Harold M., Living Issues
of Philosophy,American Book Company, New York, 1959.
makasiiiii banyak. Panjang umur orang orang baik😇
BalasHapus