Selasa, 12 Mei 2015

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN FUNGSI SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA SOSIAL
Di Susun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah ILMU PENDIDIKAN
Di Ampu Oleh:
H.M.Zainuri. S.Ag, M.Pd



Oleh
Kelompok IV
1.      Lutfiani Ulifatul Hidayah
2.      Ni’matul Lis Insyiroh
3.      Nur Likah
4.      Siti Afniatin



UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA 2014



KATA PENGANTAR

            Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, penulis memenjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis sedikit mengalami kesulitan dan rintangan. Namun berkat yang diberikan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Dengan demikian, lewat lembaran ini penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka, teriring do’a dan segala bantuannya, sehingga bernilai ibadah disisi Allah.
            Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Amiiinnnn ..........
















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah .............................................................
B.     Rumusan Masalah ......................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Orientasi umum: karakteristik dan faktor-faktor  yang mendorong perlunya pendidikan seumur hidup ...........................................................
B.     Kerangka kerja teoritis PSH .......................................................
C.     Kerangka kerja operasional PSH ................................................
D.    Implikasi konsep PSH bagi pendidikan sekolah .........................
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan seumur hidup tidak di artikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).
Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun non formal, baik kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.
Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam sistem pendidikan seumur hidup. Mulai sejak anak mulai berinteraksi dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam keseluruhan hidup, baik dalam bidang profesional maupun umum.
Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat-pusat latihan tertentu mempunyai peranan penting, tetapi semua itu hanya sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup.
Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat, dan tehnik-tehnik belajar, serta waktu belajar.
Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket belajar ataupun program belajar yang menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar, yang memungkinkan siswa dapat menggunakan hasil belajarnya untuk belajar sendiri atau self-learning dan membina dirinya sendiri atau self-direction.
Tujuan pendidikan sekolah tidak hanya menguasai bahan pelajaran, tetapi dapat menggunakan apa yang telah dipelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri kapanpun dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai tugas PSH mencapia kualitas hidup pribadi, sosial, dan profesional seoptimal mungkin.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dialami setiap individu manusia dalam seumur hidupnya?
2.      Sebutkan komponen-komponen sistem PHS!
3.      Sebutkan tujuan pendidikan sekolah!
BAB II
PEMBAHASAN

A.    ORIENTASI UMUM: KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERLUNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

1.      Batasan
Pendidikan seumur hidup (PHS) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
2.      Karakteristik
a.       Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
b.      Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
c.       Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).
d.      Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan  belajar insidental.
e.       Rumah memainkan peran pertama, peranan yang peling halus dan sangat penting dalam memulai proses belajar seumur hidup.
f.       Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam sistem pendidikan seumur hidup. Mulai sejak anak berinteraksi dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam keseluruhan hidup, baik dalam bidang profesional maupun umum.
g.      Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat-pusat latihan tentu mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu hanya sebagai salag satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup.
h.      Pendidikan seumur hidup menghendaki keberlajutan dan kebersambungannya dimensi-dimensi vertikal atau longitudinal dari pendidikan.
i.        Pendidikan seumur hidup juga menghendaki keterpaduan dimensi-dimensi herisontal dan kedalaman dari pendidikan pada setiap tahap hidup.
j.        Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah bersifat universal.
k.      Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat dan teknik-teknik belajar, serta waktu belajar.
l.        Pendidikan seumur hidup adalah sebuah pendidikan yang dinamis tentang pendidikan yang membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media belajar karena dan apabila perkembangan-perkembangan baru terjadi.
m.    Pendidikan seumur hidup membolehkan adanya pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif dalam memperoleh pendidikan.
n.      Pendidikan seumur hidup mempunyai dua macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan pendidikan profesional. Komponen tersebut tidaklah terpisah sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif.
o.      Pendidikan seumur mengandung fungsi-fungsi adaptif dan inovatif dari individu dan masyarakat.
p.      Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang ada.
q.      Tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup.
r.        Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu kesempatan, motivasi, dan edukabilitas.
s.       Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua pendidikan.
t.        Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem keseluruhan dari semua pendidikan.

3.      Perlunya PSH
a.      Keterbatasan Kemampuan Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam:
1)      Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja, yang antara lain karena mutunya yang rendah.
2)      Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, karena pelajar tidak dapat belajar optimal.
3)      Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien sehingga terjadi penghamburan pendidikan (educational wastage), yang terlihat dari adanya putus sekolah (drop-out) dan siswa yang mengulang (repeaters).
Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.
b.      Perubahan Masyarakat dan Peranan-peranan Sekolah
Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat, dan dengan demikian perubahan-perubahan peranan-peranan sosial. Pendidikan dituntut untuk dapat membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya.
c.       Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal
Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Hal yang perlu dilakukan adalah:
1)      Penghematan dan optimalisasi dalam penggunaan sumber yang telah tersedia bagi pendidikan.
2)      Perlu digali sumber-sumber baru yang masih terpendam dalam masyarakat , yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancar dan meningkatkan proses pendidikan.
Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sektor, sehingga perlu penyelenggaraan pendidikan yang meluas.
d.      Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat
Dalam zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan manfaat kepada masyarakat, sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.

B.     KERANGKA KERJA TEORITIS PSH
1.      Orientasi Umum
Secara teoritis PSH terdiri atas tiga aspek, yaitu:
a.       Hidup.
b.      Seumur hidup.
c.       Pendidikan.
2.      Hidup
Ada tiga komponen yang saling berhubungan, yang terdiri atas:
a.       Individu sebagai anggota masyarakat dengan mempunyai karakterisrik tertentu.
b.      Masyarakat, yang merupakan lingkungan hidup sosial, yang bentuknya dapat berupa kelompok-kelompok psikologis dan organisasi sosial.
c.       Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat hidup (habitat) manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.
3.      Seumur Hidup
Dalam seumur hidupnya, setiap individu manusia mengalami:
a.       Perkembangan kepribadian
Setiap individu manusia dalam pengalaman hidupnya mengalami perkembangan kepribadian, yang mencakup perkembangan: fisik, mental, sosial, dan emosional.
b.      Tahap-tahap Perkembangan
Setiap individu dalam perjalanan hidupnya, sejak lahir sampai mati mengalami tahap-tahap perkembangan: masa balita, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.
c.       Peranan-peranan Umum dan Unik
Setiap individu melaksanakan peranan-peranan umum sebagai manusia, dan peranan-peranan unik dalam menjalankan tugas-tugas khusus, misalnya sebagai guru, dokter, pengacara, pedagang, dan sebagainya.
4.      Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui hidup, mencakup tiga komponen, yaitu:
a.       Landasan-landasan Pendidikan, yaitu konsep-konsep sosiologis, ekonomik, politik, demografis, ekologis, filosofis, biologis, psikologis, dan cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi dasar pelaksanaan atau praktek pendidikan.
b.      Cara-cara Komunikasi, verbal non verbal, dengan atau tanpa alat-alat bantu belajar mengajar, yang digunakan dalam praktek pendidikan di sekolah atau di luar sekolah.
c.       Isi Pendidikan, yang berupa pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, dan nilai-nilai yang menjadi bahan ajar dalam pendidikan. Bahan-bahan ajar dalam pendidikan dapat berupa:
1)      Stok Budaya, yang berupa ilmu, seni, dan cita-cita manusia.
2)      Perkembangan pengetahuan baru dan yang usang.

C.     KERANGKA KERJA OPERASIONAL PSH
1.      Sebuah Sistem PSH
Komponen-komponen sistem PSH:
a.       Tujuan-tujuan PSH
Semua tujuan yang ingin dicapai dalam PSH, baik tujuan akhir/umum maupun tujuan-tujuan khususnya.
b.      Asumsi-asumsi PSH
Konsep-konsep yang menjadi dasar pijakan penyelenggaraan PSH atau karakteristik PSH.
c.       Prinsip-prinsip Pengembangan Sistem PSH
Konsep-konsep yang menjadi dasar pijakan untuk pengembangan sistem PSH.
d.      Bentuk-bentuk Belajar
1)      Pendidikan umum, baik yang diselenggarakan dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.
2)      Pendidikan profesional, baik yang diselenggarakan dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.
2.      Sistem Belajar di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat
Sistem belajar ini mencakup dua komponen, yaitu:
a.       Manajemen Pendidikan
1)      Perencanaan.
2)      Organisasi.
3)      Administrasi.
4)      Keuangan.
5)      Pemasukan tenaga.
6)      Sistem struktur bahan ajar (kurikulum).
7)      Sistem evaluasi.
8)      Riset.
b.      Teknologi Pendidikan
1)      Tujuan pengajaran.
2)      Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.
3)      Strategi dan proses belajar.
a)      Belajar awal.
b)      Belajar bersama.
c)      Belajar sendiri.
4)      Media dan bahan ajar.
5)      Bimbingan.
6)      Evaluasi belajar.
a)      Evaluasi internal.
b)      Evaluasi eksternal.
c)      Evaluasi sendiri.

D.    IMPLIKASI KONSEP PSH BAGI PENDIDIKAN SEKOLAH
1.      Fungsi dan Tujuan Sekolah
a.       Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup.
b.      Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk mengembangkan semua aspek kepribadian, baik kognitif dan afektif maupun ketrampilan.
c.       Pendidikan sekolah merupakan suatu sistem terbuka.
d.      Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket belajar atau program belajar yang menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar, yang memungkinkan siswa dapat menggunakan hasil belajarnya untuk belajar sendiri atau self learning, dan membina dirinya sendiri atau self direction.
e.       Tujuan pendidikan sekolah tidak hanya menguasai bahan pelajaran, tetapi dapat menggunakan apa yang telah dipelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri kapanpun dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai tujuan PSH mencapai kualitas hidup pribadi, sosial, dan profesional seoptimal mungkin. Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar siswanya:
1)      Menyadari perlunya belajar seumur hidup dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya dalam masyarakat.
2)      Meningkatkan kemampuan belajar atau educability.
3)      Memperluas daerah belajar.
4)      Memadukan pengalaman belajar disekolah dengan pengalaman belajar di luar sekolah.
2.      Program Pendidikan Sekolah
a.       Kegiatan pendidikan hendaknya terdiri atas kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
b.      Kegiatan sekolah hendaknya campuran antara studi dan bekerja.
c.       Kegiatan sekolah hendaknya utamakan kegiatan belajar sendiri dan membina diri sendiri.
d.      Proses pendidikan atau kegiatan belajar mengajar hendaknya tidak hanya mengetahui satu jalur pengalaman belajar, tetapi lebih merupakan gabungan dari berbagai pengalaman belajar dan bervariasi. Hal ini dapat  dicapai dengan jalan:
1)      Menggunakan berbagai sumber belajar (learning resources).
2)      Guru memposisikan diri sebagai contoh, fasilitator dan motivator.
3)      Menggunakan berbagai alat bantu mengajar (learning aids).





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam seumur hidupnya, setiap individu manusia mengalami:
a.       Perkembangan kepribadian
Yang mencakup perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional.
b.      Tahap-tahap perkembangan
Sejak lahir sampai mati mengalami tahap-tahap perkembangan: masa balita, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.
c.       Peranan-peranan umum dan unik
Peranan-peranan unik dalam menjalankan tugas-tugas khusus.
Komponen-komponen sistem PSH:
a.       Tujuan-tujuan PSH
Semua tujuan yang ingin dicapai dalam PSH, baik tujuan akhir/umum maupun tujuan-tujuan khususnya.
b.      Asumsi-asumsi PSH
Konsep-konsep yang menjadi dasar pijakan penyelenggaraan PSH atau karakteristik PSH.
c.       Prinsip-prinsip pengembangan sistem PSH
Konsep-konsep yang menjadi dasar pijakan untuk mengembangkan sistem PSH.
d.      Bentuk-bentuk belajar
-          Pendidikan umum
-          Pendidikan profesional
Tujuan pendidikan sekolah:
a.       Menyadari perlunya belajar seumur hidup dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya dalam masyarakat.
b.      Meningkatkan kemampuan belajar.
c.       Memperluas daerah  belajar.
d.      Memadukan pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman belajar di luar sekolah.






























DAFTAR PUSTAKA

Aurora, Kamla, Differences Between Effective and Ineffective Teachers, S. Chand & Company Ltd., New York, 1978.
Basak, Tatang, Rangkuman Sari Perkuliahan Ilmu Negara, PD Grafika Unit II, Bandung, 1967.
Foure, Edgar, et. Al, Belajar Hidup,Pendidikan Hari Ini dan Hari Esok, (terjemahan), Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1980.

Titus, Harold M., Living Issues of Philosophy,American Book Company, New York, 1959.

1 komentar:

Advertise

BTemplates.com

BTemplates.com

Subscribe & Follow

Popular Posts